Kasus
diambil dari novel Detik Terakhir, dimana penulis buku tersebut dalam bukunya
menyebutkan bahwa cerita dalam novel Detik Terakhir diangkat dari kisah nyata.
Berikut adalah keterangan buku :
: Detik Terakhir |
|
No.
ISBN
|
:
9789792222142
|
Penulis
|
: Alberthiene Endah
|
Penerbit
|
|
Tanggal
terbit
|
:
Juni - 2006
|
Jumlah
Halaman
|
:
248
|
Nama tokoh dalam novel Detik Terakhir adalah Arimbi. Dimana proses
kecanduan berawal dari tawaran salah seorang bandar narkoba yang datang ke
kantin sekolahnya saat Arimbi bolos dari pelajaran di kelas. Sebelumnya Arimbi
merupakan anak perempuan nakal yang sering bolos bersama teman laki-laki unutk
merokok dan menonton film porno. Hal ini dilakukan Arimbi sebagai bentuk
perlawanan terhadap tingkah laku kedua orangtuanya yang tidak peduli dengan
dirinya. Setelah pertama kali mengkonsumsi narkoba, Arimbi merasa pusing tetapi
juga merasakan “kenikmatan” berbeda yang dirasakan daripada merokok dan
melakukan kenakalan anak sekolahan. Arimbi semakin sering mengkonsumsi narkoba
ketika bertemu dengan kelompok pecandu narkoba yang membuat Arimbi merasa
nyaman. Dia juga bertemu dengan seorang yang dia cintai bernama Vera (Arimbi
menjadi seorang lesbi).
Arimbi adalah anak tunggal dari
keluarga yang kaya raya, tetapi orangtuanya sangat sibuk dengan pekerjaan
masing-masing, sehingga Arimbi diabaikan oleh kedua orangtuanya. Sejak kecil
Arimbi dimanjakan oleh orangtuanya dengan cara memenuhi semua keinginan dan
kebutuhan hidup Arimbi, tetapi Arimbi tidak diberikan kasih sayang,dan perhatian serta tidak diajarkan moral
(perilaku yang baik dan buruk). Orangtua Arimbi merasa telah cukup baik dalam
membesarkan Arimbi.
Ketika
Arimbi tertangkap oleh polisi karena narkoba, orangtuanya hanya membebaskan
Arimbi tanpa mengontrol dan mengawasi Arimbi lebih lanjut. Sehingga Arimbi
menjadi langganan polisi dan sering kabur dari panti rehabilitasi. Arimbi tidak
pernah berubah, tetap menjadi pecandu narkoba karena orangtuanya tidak merubah
sikapnya. Tetapi Arimbi mempunyai semangat untuk melanjutkan hidup karena kekasihnya
yang bernama Vela. Arimbi yakin dapat hidup bahagia jika bersama Vela. Ketika
Arimbi masuk panri rehabilitasi, dia tidak ingin berhenti kecanduan karena
orangtuanya yang memasukkan dia ke panti rehab. Tetapi, dia merasa bisa
berhenti kecanduan karena kekasihnya Vela.
Berdasarkan
kasus diatas, maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor psikososial penyebab
Arimbi kecanduan yaitu :
1.
Keluarga : Dimana Arimbi merupakan anak tunggal dari keluarga yang tidak pernah
memberikan perhatian dan kasih sayang kepadanya. Awalnya mengkonsumsi narkoba
sebagai bentuk perlawanan terhadap tingkah laku kedua orangtuanay.
2.
Kelompok Sosial : Arimbi yang merasa nyaman ketika berada dalam kelompok
pecandu narkoba, karena dalam kelompok tersebut dia diterima dengan baik, tidak
seperti kehidupannya di rumah.
3.
Gaya Hidup : Alone (sendirian, kesepian) dalam hal ini dapat menjadi faktor
penyebab Arimbi kecanduan.
4.
Lingkungan : Lingkungan perkotaan, dimana banyaknya pecandu dan bandar narkoba
yang bebas berkeliaran membuat orang menjadi pemakai narkoba. Dalam kasus ini,
Arimbi yang pertam kali mencicipi narkoba di kantin sekolahnya sendiri membuat
lingkungan / keadaan di sekolah menjadi penyebab awal Arimbi menjadi pecandu
narkoba.
5.
Perasaan : Ketegangan dalam diri karena masalah keluarga, lingkungan dan
permasalahan dalam diri ketika mencari jati diri membuat Arimbi mencoba untuk
memakai narkoba dan akhirnya kecanduan.
Analisis psikologi penyebab
kecanduan yaitu berdasarkan teori Albert Bandura yang mengemukakan reciprocal determinism yaitu
seseorang akan bertingkah laku dalam suatu situasi yang dia pilih secara aktif.
Dalam hal ini, Arimbi secara aktif memilih menggunakan narkoba karena situasi
keluarga yang tidak diinginkannya. Bandura dalam teorinya menerangkan tentang self efficacy
yang mengatakan tentang persepsi seseorang mengenai kemampuan seseorang dalam
menghadapi masalah. Dalam self efficacy
terdapat Efficacy expectations yang menghasilkan
outcome yaitu antisipasi dari hubungan yang sistematik antara
kejadian-kejadian atau objek-objek dalam suatu situasi. Bentuknya adalah
“jika-maka” antara perilaku dan hasilnya. Pada
kasus, dapat diterangkan bahwa jika Arimbi mengkonsumsi narkoba, maka hasil yag
didapat olehnya yaitu “bebas” dari masalahnya di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar